Dari www.suara-islam.com, Kaum muslimin hafizhakumullah,
Allah SWT berfirman:
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS. Al Baqarah ayat 2),
Juga firman-Nya:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan)
Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)... (QS. Al Baqarah 185).
Kaum muslimin hafizhakumullah,
Kedua ayat di atas menyebutkan secara jelas bahwa Al Quran
berfungsi sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (huda lil
muttaqin), yakni orang-orang yang memelihara diri dari siksaan Allah
dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-larangan-Nya; juga sekaligus menjadi petunjuk bagi manusia
secara umum (huda linnaas). Bagaimana pengertian masing-masing dan di
mana letak persamaan dan perbedaannya?
Kaum muslimin hafizhakumullah,
Dalam Tafsir Jalalain diterangkan bahwa Al Quran merupakan petunjuk
manusia dari kesesatan, merupakan penjelasan yang mengantarkan kepada
hukum-hukum yang benar, dan merupakan pembeda yang membedakan antara
yang haq dan batil.
Imam Ibn Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa Allah SWT memuji
Al Quran sebagai petunjuk qalbu manusia bagi yang mengimaninya,
membenarkannya, dan mengikutinya. Juga sebagai dalil-dalil dan hujjah
yang jelas dan nyata bagi yang memahami dan mentadabburinya.
Imam As Syaukani dalam tafsirnya Fathul Qadir menerangkan bahwa Al
Quran adalah petunjuk bagi manusia (huda linnaas), dan juga
penjelasan-penjelasan (bayyinnaat) yang khusus tentang hukumnya, baik
yang muhkam maupun mutasyabih, juga sebagai al furqan yakni pemutus
perkara yang haq dan yang batil.
Dengan demikian jelaslah bahwa Al Quran sebagai sumber kebenaran
bagi kehidupan manusia telah memberikan jalan bagi manusia agar bisa
menyibak jalan lurus dari segala kesesatan dan memberikan bekal
pengetahuan hukum kepada manusia untuk memutuskan berbagai perkara yang
dihadapinya sehingga tahu mana yang haq dan mana yang batil, mana yang
halal dan mana yang haram. Tanpa Al Quran manusia berada dalam jalan
kesesatan, tak akan mampu membuka tabir kegelapan dan tak akan mampu
memutuskan perkara apapun dengan kebenaran yang hakiki.
Oleh karena itu, kebenaran Al Quran bersifat mutlak, berlaku bagi
siapapun, di mana pun dan sampai kapan pun selama dunia ini masih ada.
Maha benar Allah SWT yang telah memerintahkan Nabi-Nya Saw, yang
berkuasa atas masyarakat di kota Madinah, yang beriman maupun tidak
beriman, untuk menghukum perkara mereka dengan hukum yang diturunkan
Allah dalam Al Quran sebagaimana firman-Nya:
وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ ...
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut
apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka... (QS. Al Maidah 49).
Dalam menerangkan kalimat “di antara mereka” (bainahum) dalam ayat
tersebut Ibn Abbas r.a. mengatakan itu adalah suku-suku Yahudi Bani
Quraizhah, Nadlir, dan penduduk Khaibar. Dalam ushul fiqh, ada kaidah
“min baabil aula”, yakni apalagi. Jadi kalau untuk kaum Yahudi saja
Allah SWT perintahkan Baginda Rasulullah Saw. menerapkan hukum Al Quran,
apalagi untuk kaum muslimin. Dengan demikian hukum-hukum Al Quran
berlaku sebagai kebenaran hukum bagi seluruh umat dan bangsa dimana pun
dan kapanpun sampai Al Quran ditarik dari muka bumi menjelang hari
kiamat.
Kaum muslimin hafizhakumullah,
Al Quran sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (huda
lilmuttaqin) menurut Ibnu Abbas r.a. yakni Al Quran menjelaskan
kekufuran, kemusyrikan, dan perbuatan-perbuatan maksiat yang keji.
Dikatakan juga Al Quran merupakan karamah bagi orang-orang mukmin dan
rahmat bagi orang-orang yang bertaqwa dari umat nabi Muhammad Saw. ,
yakni orang-orang yang beriman kepada perkara-perkara gaib seperti surga
al jannah, neraka an naar, jembatan di atas neraka as shirath,
timbangan amal di hari kiamat al mizan, perhitungan amal al hisab dan
lain-lain yang semua dijelaskan di dalam Al Quran.
Hanya orang-orang yang mukmin yang muttaqin yang merasa perlu
mengetahui bagaimana keadaan hari kebangkitan dari kubur, hari
pengadilan di padang mahsyar, dan bagaimana kesudahan nasib manusia,
apakah akan mendapatkan kenikmatan abadi dalam al jannah ataukah
mendapatkan derita tiada akhir di dalam neraka jahannam wal’iyaadzu
billah.
Orang-orang kafir hanya butuh kehidupan dunia dan mereka menafikan
akhirat sehingga kalau ada manfaat keduniaan dari Al Quran mereka
percaya, tapi manfaat keakhiratan mereka mendustakannya.
Al Quran menjadi petunjuk bagi orang-orang mukmin yang bertaqwa
yang beriman kepada Al Quran dan kitab-kitab samawi sebelumnya, mereka
menegakkan sholat sebagai rasa syukur kepada Allah SWT yang memberinya
hidup dan menginfakkan sebagian rizki yang diyakini sebagai pemberian
Allah SWT untuk membantu kaum fakir dan berbagai kebajikan lainnya.
Orang-orang kafir menolak melakukan sholat sebagai tanda kufur
kepada Allah SWT karena mereka menolak bahwa keberadaan mereka di dunia
adalah karena rahmat Allah SWT yang Maha Kuasa. Mereka merasa keberadaan
mereka adalah ada dengan sendirinya. Dan segala rizki yang mereka
peroleh adalah hasil jerih payah dan kecerdasan mereka sendiri, tanpa
ada campur tangan apalagi karunia dan rahmat Allah SWT.
Kaum muslimin hafizhakumullah,
Jelaslah bahwa Al Quran sebagai petunjuk hidup bagi manusia (huda
linnaas) memiliki ketersediaan untuk dimanfaatkan petunjuknya oleh
siapapun manusia, yang beriman maupun tidak beriman. Sedangkan sebagai
petunjuk bagi orang yang bertaqwa (huda lill muttaqin) Al Quran
memberikan jalan terang tentang peta jalan (road map) hidup manusia dari
negeri dunia ke negeri akhirat, sehingga setiap saat manusia yang
beriman perlu senantiasa memohon hidayah kepada Allah agar hidupnya
tetap di jalan Islam yang lurus, tidak melenceng ke jalan sesat sedikit
pun, menyesuaikan diri dengan syariat Allah SWT yang sempurna, terikat
dengan hukum halal haramnya dalam hidup sehari-hari, senantiasa
menjadikan kebahagiaannya adalah bila berhasil melangkah menuju ridlo
Allah SWT.
Bagi orang mukmin yang muttaqin, membaca Al Quran akan senantiasa
menambah keimanan dan keyakinannya dalam menjalani hidup ini sebagaimana
firman-Nya:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ
قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا
وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS. Al Anfal ayat 2).
Baarakallahu lii walakum….